HUJAN dan WANITA BERKERUDUNG SENJA

BALADA PURNAMA

Semesta ku, Semesta
Berlenggak indah depan mata
Sering tersirat padang jauh di sana
Tentang Unta dan Pasirnya

Semesta ku, Semesta
Indah tertata dengan warna cerah penuh noda
Bayangkan saja jika purnama tak lagi elok di mata
Sebab Administrasi Surat Menyurat penghalangnya

Semesta ku, Semesta
Bapak Birokrasi dengan kursi hangatnya
Janganlah hanya tertawa dalam lingkaran nista
Karena kami tidak buta

Semesta ku, Semesta
Bapak Kepala dengan seragam KOPRI nya
Santun ucapannya namun hijau matanya
Kau larang kami berkarya karena tak ada amplopnya

Semesta ku, Semesta
Terima kasih tukang kebun yang bijaksana
Sesuap nasi untuk keluarga bukan menjadi masalah baginya
Kau lambaikan tangan dan berkata "Lakukan Saja, saya hanya patuh kepada kepala"

Semesta ku, Semesta
Kepala tertunduk malu kepada mereka, mereka yang di sini dan di sana
Tak ada maksud hamba berikan duka, karena ingin rasanya bercanda tawa bersama
Semua pahit di muka, namun manis di ujung cerita

Semesta ku, Semesta
Dengan kucuran keringat serta air mata kami berserah
Siap rasanya terpasung dalam panggung sandiwara dunia
Tentang cerita lama yang tak pernah tau akhirnya adegannya

Semesta ku, Semesta
Teringat pesan orang tua, Jangan lupa akan Ilmu dan Amalnya
Kalau ada suguhkan, jika tidak usahakanlah
Pesan orang tua

Semestaku, Semesta
Akhirnya singkat cerita saja
Bukan Fasilitas tujuannya, tapi lagi2 masalah perut rintangannya
Pena dan kertas tak akan gentar menghadang dan melawan mereka untuk berkarya


Malang, 08 Oktober 2014 
Wisnoe KOREK

SALAM DAMAI BERKARYA

Komentar