HUJAN dan WANITA BERKERUDUNG SENJA

Sebuah Narasi : Teh Hangat Capucino

Kata-kata itu mengingatkan ku tentang Desa Pelosok di sana
Saat listrik tak mampu menggapai terang
Saat terang tak sanggup bercerita
Ketika Gelap menemani Riang Canda

Miris namun bangga
Mendengar teh hangat bercerita dalam dingin
Tentang Panas
Capucino menemaninya
Kala itu...

Teringat Saat senyum capucino terbalas gula
Kopi hanya bisa tertegun mendengar dan memperhatikan
Entah Teh hangat sadar atau tidak

Hujan kala malam semakin larut
Dingin udara menghangatkan kisah ini
Dengan kata datar namun terdengar Indah
capucino berkata
" Pakailah ini, Maafkan aku"
Teh hangat menerima dengan senyum

Yen Neng Tawang ana Lintang
Tresna Jalaran Saka Kulino
Dua pepatah jawa menjadi rangkaian indah dalam kisah
Senang Riang dua mata saling menatap
Gumpalan tanya terlihat pada keduanya
"Teh hangat Capucino"

"Dingin"
Teh hangat merasa dingin
Ingin capucino mendekap
Tapi tak mampu tangan mengungkap
Entah Mengapa...
Mungkin takut,
Mungkin malu atau sekedar gengsi
Silakan berfikir kita punya jawaban sendiri.....

Akhirnya saat yang tidak diinginkan datang
Ketika Jarum itu memisahkan keduanya untuk sementara
capucino beranjak dan Teh hangat mengikuti

"maafkan aku dan terlelaplah dalam mimpi indah tentang kisah ini"
Harap capucino pada teh hangat

"Aku berharap Jarum mempertemukan kita kembali, Namun dengan kisah yang berbedah"
Kata terakhir  malam itu untuk teh hangat....

Komentar